(5 Agustus 2015) PT Multipolar Tbk (“Multipolar”, IDX: MLPL) hari ini melaporkan kinerja keuangan konsolidasian semester 1 2015 dengan penjualan bersih sebesar Rp 8.9 trilyun, naik 14% dari Rp 7.8 trilyun di semester 1 2014, di tengah berlanjutnya perlambatan pertumbuhan makroekonomi domestik.
Matahari Putra Prima (MPPA) tetap menjadi penyumbang utama penjualan Multipolar, walau pada semester 1 2015 ini mulai terlihat kenaikan persentase kontribusi penjualan dari segmen Teknologi, Multimedia & Telekomunikasi (TMT), terlihat dari pergeseran komposisi penjualan sejumlah 83,5% dari ritel, 13,6% dari TMT dan 2,9% dari bisnis lainnya, dibandingkan dengan 88,9% dari ritel, 8,8% dari TMT dan 2,3% dari bisnis lainnya di semester 1 2014.
Multipolar juga melaporkan kerugian bersih sebesar Rp -192 milyar di kuartal 2 2015, setelah kerugian Rp -254 milyar di kuartal 1 2015. Di kuartal 2 2015, bisnis-bisnis utama Multipolar termasuk MPPA, Matahari Department Store, Multipolar Technology, properti dan usaha lainnya meraih peningkatan kinerja sangat signifikan sebesar 80.8% dibanding kuartal 1, dengan menghasilkan keuntungan bersih Rp 244 milyar dibanding Rp 135 milyar di kuartal 1 2015, yang kemudian tergerus oleh kerugian mata uang asing sebagai akibat melemahnya Rupiah dibanding US Dollar, kerugian pada bisnis-bisnis baru yang masih dalam tahap awal, dan biaya-biaya yang terkait konsolidasi bisnis di China.
SEGMEN RITEL
Matahari Putra Prima (IDX: MPPA) membukukan penjualan bersih sebesar Rp 6.9 trilyun, naik 6.6% dari semester 1 2014 dengan laba bersih Rp 175.5 milyar, naik 26.3% dari periode yang sama di 2014 (tidak termasuk Rp 85.6 milyar extraordinary gain di semester 1 2014). Di tengah perlambatan pertumbuhan makroekonomi domestik, MPPA masih dapat menghasilkan same-store sales growth positif sebesar 2.1%. MPPA membuka total 22 gerai baru (4 Hypermart, 14 Foodmart dan 4 Boston) sehingga total gerai yang dioperasikan per akhir Juni 2015 menjadi 288 gerai multi format. Di bulan Juni, MPPA meluncurkan “Foodmart Primo”, konsep supermarket premium baru dalam kompleks bioskop dan lifestyle MaxxBox di Lippo Village. MPPA juga berencana akan meluncurkan format terbarunya “SmartClub” pada semester 2 2015 untuk memperkuat lini bisnis grosirnya.
Matahari Department Store (IDX: LPPF) melaporkan penjualan kotor sejumlah Rp 6.9 trilyun, naik 15.1% dari tahun sebelumnya dengan penjualan bersih Rp 3.9 trilyun, naik 17.8% dari tahun sebelumnya. LPPF juga melaporkan same- store sales growth yang tinggi sebesar 12.2%, yang disebabkan oleh jatuhnya musim belanja Lebaran lebih ke kuartal 2 serta peningkatan ragam dan kualitas produk yang ditawarkan secara kontinyu yang berhasil meningkatkan minat pembeli. Laba bersih naik signifikan sebesar 79.1% dibanding tahun lalu menjadi Rp 648 milyar. Kinerja LPPF yang sangat baik ini mencerminkan kestabilan dan pertumbuhan segmen kelas menengah yang merupakan target LPPF, serta didukung oleh proses pembukaan gerai-gerai yang lebih cepat di tahun 2015. Sepanjang semester 1 2015, LPPF membuka 8 gerai baru, menjadi total 139 gerai yang doperasikan di 66 kota di Indonesia.
Robbinz Department Stores di Tiongkok membukukan penjualan sebesar ekuivalen Rp 1.4 trilyun, naik 22.6% dari semester 1 2014, di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi yang juga sedang terjadi di Tiongkok. Robbinz mengoperasikan 4 department store di 4 kota di Tiongkok. Sementara itu, Hipermart masih mengalami tantangan pasar yang berat, dimana manajemen tengah melakukan langkah-langkah rasionalisasi dan konsolidasi, antara lain dengan menutup gerai-gerai yang tidak menguntungkan, untuk memperbaiki kinerja ritel di Tiongkok secara keseluruhan.
SEGMEN TEKNOLOGI, MULTIMEDIA & TELEKOMUNIKASI
Multipolar Technology (IDX: MLPT) dan anak-anak usahanya mencatat penjualan bersih sebesar Rp 1.1 trilyun, naik signifikan sebesar 57.2% dari periode yang sama di 2014, dengan laba bersih konsolidasian Rp 46.9 milyar, naik 55.3% dari periode yang sama di 2014. Graha Teknologi Nusantara (GTN), anak usaha MLPT, telah memulai konstruksi sebuah data center tier-4 ready di Lippo Cikarang dengan kapasitas maksimum 20,000 rak. Dijadwalkan untuk mulai beroperasi pada April 2016, GTN mengaplikasikan konsep data center ‘hijau’ yang ramah lingkungan dan efisien enerji bersama
mitra-mitra bisnisnya Mitsui & Co dan Mitsui Knowledge Industries. GTN akan menawarkan layanan co-location, managed services, dan incubation program untuk perusahaan-perusahan baru yang memiliki keterbatasan sumber daya. GTN Data Center diharapkan dapat akan sangat diminati oleh perusahaan-perusahaan multinasional yang membutuhkan data center dengan tingkat keandalan, keamanan dan konektifitas sangat tinggi.
Indonesia Media Televisi (“IMTV”), yang mengoperasikan layanan TV satelit berbayar “BigTV”, mengakhiri semester 1 2015 dengan lebih dari 500,000 pelanggan terpasang di seluruh Indonesia. BigTV terus mempertahankan posisinya sebagai operator TV satelit dengan jumlah saluran terbanyak, termasuk jumlah saluran berdefinisi tinggi (HD) terbanyak di pasar dimana permintaan akan saluran HD semakin tinggi. Musium Rekor Indonesia (MURI) mencatat BigTV sebagai operator TV berbayar dengan jumlah channel terbanyak di Indonesia pada November 2014. Hal ini, disertai tawaran harga BigTV yang sangat kompetitif, telah memampukan BigTV untuk menambah jumlah pelanggannya dengan cepat di tengah persaingan yang ketat dalam industri TV berbayar.
First Media (FM, IDX: KBLV) dan anak-anak usahanya, di antaranya LinkNet (IDX: LINK) yang dikenal dengan layanan Triple-play, yakni layanan TV kabel “HomeCable”, layanan internet pita lebar “FastNet” dan layanan data korporasi “DataComm”, terus melanjutkan momentum pertumbuhannya. Dalam semester 1 2015, FM menambah jaringannya sebanyak lebih dari 120,000 homes passed dengan sekitar 30,000 pelanggan baru, menjadi total 1.5 juta rumah yang telah terjangkau (homes passed) jaringan Hybrid Fiber Coaxialnya di akhir Juni 2015 melayani sekitar 420,000 pelanggan. Anak usaha FM yang relatif baru berkembang yaitu Internux juga terus mengembangkan layanan internet berkecepatan tinggi 4G LTE nya dengan merek “Bolt!”, yang sekarang telah menjangkau Jabodetabek dan Sumatera Utara. Bolt! menambah 216,000 pelanggan baru di semester 1 2015, menjadi total lebih dari 1.350.000 pelanggan. Cinemaxx, anak usaha FM lainnya yang baru saja meluncurkan bisnis bioskop, telah mengoperasikan lebih dari 10 kompleks bioskop modern, 100% digital dengan lebih dari 60 layar yang memungkinkan penonton memikmati film 2D dan 3D, dokumenter dan konten inovatif dengan kualtas gambar dan suara yang tak ada tandingannya. Dengan target membuka lebih dari 2,000 layar di 300 lokasi di 85 kota selama 10 tahun mendatang, Cinemaxx diposisikan untuk menjadi salah satu jaringan bioskop terbesar dan terpopuler di Indonesia.
Multipolar, salah satu perusahaan Lippo Group, merupakan holding company dengan fokus di segmen ritel dan TMT (Teknologi, Multimedia & Telekomunikasi). Dalam segmen ritel, Multipolar memiliki kepemilikan 50,2% di MPPA, jaringan hipermaket terluas dan 20,5% di LPPF, department store terbesar di Indonesia serta usaha ritel lainnya. Dalam segmen TMT, Multipolar memiliki 80% kepemilikan di MLPT – IT system integrator, outsourcing dan services provider terkemuka, 33,7% kepemilikan di KBLV – penyedia layanan TV kabel dan internet pita lebar terbesar di Indonesia, 65% kepemilikan di IMTV – salah satu layanan TV satelit berbayar dengan perkembangan terpesat di Indonesia dengan BigTV, serta bebeberapa usaha lainnya di segmen TMT.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Benny Haryanto
Head of Investor Relations PT Multipolar Tbk.
Email: investor@multipolar-group.com