SIARAN PERS

UNTUK DIRILIS SEGERA

28 Maret 2024

 

Highlight 2023:

  • Laba bersih sebesar Rp172,0 miliar, meningkat 13,8% dari tahun sebelumnya
  • Penurunan utang bank sebesar Rp143,3 miliar
  • Pengembangan bisnis ke platform perbankan digital dan healthtech
  • Terus berinvestasi dalam layanan berbasis teknologi strategis
 

Jakarta, 28 Maret 2024. MPC (PT Multipolar Tbk, “Perseroan”, kode saham MLPL) hari ini melaporkan kinerja keuangan tahun 2023 dengan membukukan pendapatan sebesar Rp11,0 triliun, naik 0,4% dari Rp10,9 triliun di tahun sebelumnya. Di sisi laba bersih, Perseroan mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp172,0 miliar, meningkat 13,8% dari Rp151,2 miliar pada tahun sebelumnya, sebagai hasil upaya Perseroan dalam terus meningkatkan efisiensi operasional.

Manajemen Perseroan terus memperkuat struktur keuangan Perseroan, salah satunya dengan menurunkan liabilitas. Perseroan secara konsolidasi berhasil menurunkan jumlah pinjaman bank dari Rp2,2 triliun pada akhir tahun 2022 menjadi Rp2,0 triliun pada akhir tahun 2023. Perseroan melunasi pinjaman yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu 1,5 tahun ke depan sebesar Rp1,3 triliun dan memperoleh pinjaman baru senilai Rp1,1 triliun dengan jatuh tempo 5 tahun, dan dengan demikian meningkatkan likuiditas Perseroan secara keseluruhan.

Pada tahun 2023, bisnis ritel MPC menunjukkan performa yang konsisten dibandingkan tahun sebelumnya. Matahari Department Store ("MDS", kode saham LPPF) membukukan penjualan kotor sebesar Rp12,6 triliun, meningkat dari Rp12,4 triliun pada tahun 2022. MDS memperbaharui strategi merchandising-nya dengan meningkatkan daya tarik merek-merek private label dan peluncuran merek SUKO, serta memperkuat kemitraan dengan para vendor konsinyasi untuk menghadirkan merek-merek favorit di kalangan pelanggan. Selama tahun 2023 MDS membuka 8 gerai baru dan merevitalisasi 8 gerai dengan menggabungkan desain storefront yang baru dengan sistem pencahayaan yang lebih baik, yang berdampak positif pada penjualan.

Matahari Putra Prima (“MPPA", kode saham MPPA), dengan gerai-gerai Hypermart, Foodmart, Hyfresh, FMX & Boston, mencatat penjualan bersih sebesar Rp6,9 triliun, sedikit turun dari Rp7,0 triliun pada tahun sebelumnya, disebabkan oleh penurunan penjualan di beberapa kategori tertentu akibat pergeseran dalam pola discretionary spending di kalangan konsumen. Namun melalui peningkatan efisiensi operasional, manajemen berhasil meningkatkan EBITDA sebesar Rp116 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, MPPA akan melanjutkan strategi optimalisasi dan pembaruan jaringan gerai mengikuti tren pasar dan kebutuhan konsumen yang terus berubah, serta memperkuat posisinya melalui peningkatan produktivitas. Dengan memanfaatkan teknologi terkini, khususnya data analytics, MPPA terus berusaha memahami perilaku konsumen dan mengembangkan kegiatan pemasaran yang inovatif. Komitmen MPPA yang kuat terhadap inovasi, efisiensi, dan kepuasan pelanggan menempatkan perusahaan pada posisi yang tepat untuk mencapai kesuksesan berkelanjutan dalam lanskap ritel yang dinamis.

Pada bisnis teknologi & digital, Multipolar Technology ("MLPT", kode saham MLPT) membukukan pendapatan sebesar Rp3,3 triliun, sedikit turun dari Rp3,4 triliun pada tahun sebelumnya. MLPT terus mendukung akselerasi transformasi digital di Indonesia dengan meningkatkan kapabilitas dalam teknologi terkini seperti Cloud, Big Data & AI (Artificial Intelligence), Digital Business Transformation, Security, dan pada saat yang sama memperluas portofolio investasi digital & teknologi.

Melalui anak-anak perusahaannya, Perseroan telah terjun ke dalam pengembangan platform perbankan digital, asuransi kesehatan digital, dan third party administration. Platform perbankan digital Perseroan menyediakan teknologi, aplikasi, infrastruktur, desain produk dan layanan untuk mendukung bank-bank tradisional dalam bertransformasi menjadi bank digital. Sementara itu di bidang healthtech, anak perusahaan Perseroan, VIDA, telah menawarkan asuransi kesehatan digital melalui lebih dari 300 rumah sakit dan klinik per akhir 2023, dan anak perusahaan lainnya, Meditap, yang bertujuan untuk mengoptimalkan proses kesehatan dan manfaat dengan mengintegrasikan manajemen perawatan berkualitas tinggi dan layanan administrasi, telah berhasil menjalin kerjasama dengan lebih dari 3.300 penyedia layanan kesehatan dan melayani lebih dari 300.000 anggota aktif per akhir tahun 2023.

Adrian Suherman, CEO & Presiden Direktur MPC, mengatakan: "Penerapan strategi efisiensi di semua lini yang didukung oleh upaya deleveraging telah berhasil meningkatkan kinerja MPC. Seiring optimalisasi neraca keuangan, MPC terus mengembangkan investasinya pada bidang-bidang usaha baru dengan fokus pada bidang healthtech, fintech, dan layanan berbasis teknologi lainnya."

 

Tentang MPC

MPC merupakan perusahaan investasi yang berfokus pada layanan konsumen & teknologi di Indonesia. MPC tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Portofolio MPC mencakup sejumlah entitas yang terdaftar di BEI, termasuk PT Matahari Putra Prima Tbk (“MPPA”; kode saham MPPA), operator “Hypermart” yang merupakan salah satu jaringan supermarket terkemuka di Indonesia, PT Matahari Department Store Tbk (“MDS”; kode saham LPPF), yang memiliki jaringan department store terbesar di Indonesia, PT Multipolar Technology Tbk (“MLPT”; kode saham MLPT), PT First Media Tbk (“FM”; kode saham KBLV) & PT Bank National Nobu Tbk (“NOBU”; kode saham NOBU).

 

INFORMASI LEBIH LANJUT:

Agus Arismunandar

Chief of Business Development & Investor Relations – MPC

agus.arismunandar@mpc.id